28 Maret 2009

^kebon jeruk^

Kamis, 260309 Eits…ini bukan nama daerah di DKI Jakarta lho!! Hari ini, 26 Maret ’09 saya sekeluarga menengok ke kebun jeruk yang kami miliki. Lokasinya tidak jauh dari rumah kami…sekitar 2 kilo ke arah barat. (jauh itu namanya!!) Senangnya melihat tanah2 disini masih produktif. Tidak seperti di perkotaan yang makin padat dengan bangunan2 bertingkat. Tanaman2 pangan tumbuh subur seluas mata memandang. Inilah lahan penghidupan para petani. Orang yang juga mengais rejeki layaknya para pegawai pabrik lainnya. Hanya saja disini para petani merasa bisa lebih makmur dibanding para pegawai itu. Bagaimana tidak? Lahan2 inilah keringat mereka, bukan hanya uang yang dihasilkan, tapi juga bahan makanan yang orang pabrik tidak dapatkan. Sangat disayangkan perumahan2 mulai merambah ke desa2. Lahan2 produktif diratakan dengan pondasi2 rumah yang meskipun hanya beberapa hektar, namun cukup bisa mengurangi makanan 10 kepala keluarga, bahkan lebih!!! Sekarang, kita bisa lihat perumahan2 itu tidak semuanya terhuni, entah untuk jangka waktu berapa lama. Bayangkan saja jika lahan2 pertanian itu dibiarkan tetap hidup sampai kavlingnya dipesan oleh calon pembuat rumah. Saya pikir akan lebih baik seperti itu…pasokan untuk pasar pangan kita setidaknya tidak akan berkurang lebih cepat. Jangan sampai kebun jeruk saya ikut dalam daftar calon tahan perumahan berikutnya. Kalau sampai itu terjadi, bagaimana saya bisa makan jeruk di bawah pohon jeruk itu lagi? Bagaimana saya bisa merasakan manisnya jeruk yang saya petik dengan tangan saya sendiri? Dan bagaimana suatu hari saya bisa menceritakan kepada anak cucu saya bahwa ‘ini kebun jeruk kita’ sambil benar2 memandangi lahan ini? Intinya, berfikirlah anda2 semua, para calon pembangun rumah2 impian… Jangan sampai beberapa tahun ke depan kita makan kapsul layaknya astronot!!! Mau ikut merasakan makan jeruk langsung dari pohonnya? Ke rumah saya saja…saya ajak anda berpetualang tengah sawah sambil lihat Gunung Putri Tidur yang mempesona… ^-^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar